Terungkap Misteri Buaya Bertanduk Punah, Terpecahkan Setelah 150 Tahun

Terungkap Misteri Buaya Bertanduk Punah, Terpecahkan Setelah 150 Tahun Terungkap Misteri Buaya Bertanduk Punah, Terpecahkan Setelah 150 Tahun

Misteri buaya bertanduk nan telah punya menjadi bahan penelitian para ilmuwan, sangkat akhirnya kini termenyingkap mengenai reptil terkemuka.

Setelah 150 tahun menjadi mistik, akhirnya ilmuwan bisa memecahkan mistik buaya bertanduk terkemuka.

Buaya bertanduk yang punah (Voay robustus) merupakan hewan endemik Madagaskar sejak 9.000 tahun terus bersama bernyawa 1.300 batas 1.400 tahun terus.

Menurut catatan, buaya ini pertama kali ditemukan dengan 1872. Binatang ini dinamai setara memakai tanduk khas bahwa ditemukan di tengkoraknya.

Sejak penemuannya, buaya ini diklasifikasikan kedalam kurang lebih famili yang berpertikaian, dikeliruartikan jadi spesies lain, lagi bahkan diberi kurang lebih nama berpertikaian, tanpa asal usul evolusioner yang jelas.

Dalam studi aktual, para peneliti daripada American Museum of Natural History (AMNH) dekat New York City, menggunakan analisis DNA menjumpai menjelaskan reptil misterius ini dan menentukan apakah hewan ini terbersetuju dekat dalam kelompok adapun unik.

"DNA mereka mau memberiingat kita tentang kisah mereka," kata Evon Hekkala, rekan AMNH antara Fordham University, dikutip dari Live Science, Minggu (2/5/2021).

Buaya bertanduk tidak memiliki tubuh yang gede, tetapi tengkorak hewan tersebut menunjukkan bahwa buaya itu adalah hewan yang awet.

"Kami tidak menemukan kerangka lengkap, tetapi hewan ini tidak terlantas jenjang. Berdasarkan ukuran tengkoraknya, ukuran keseluruhannya mungkin mirip lewat buaya Nil (Crocodylus niloticus)," tambah Hekkala.

Para ahli mengatakan, kemungkinan hewan terkandung punah dikarenakan situasi buaya Nil atau kehadiran terutama manusia di Madagaskar hingga 2.500 tahun terus. Namun, perubahan iklim alami doang mungkin berperan.

Catatan fosil yang terbatas demi sejarah ekologi Madagaskar yang tidak lengkap, merupakan penyebab mengapa para ahli butuh 150 tahun untuk menganalisis buaya bertanduk demi menempatkannya terdalam kelompok evolusinya sendiri.

Ketika buaya bertanduk pertama kali ditemukan, para ilmuwan mengklasifikasikannya demi buaya asli bersama diberi nama Crocodylus robustus.

Kebingungan atas spesies ini terjadi pada tahun 1910 ketika ilustrasi populer tentang bagaimana rupa buaya bertanduk dirilis kedalam sebuah artikel ilmiah.

Sayangnya, gambar itu seakuratnya menggambarkan buaya Nil zaman aktual, tetapi itu justru memperkuat teori bahwa buaya bertanduk sama lewat buaya asli. Beberapa orang bahkan berpendapat bahwa buaya bertanduk mungkin nenek moyang buaya Nil.

Topik ini tetap menjadi perdebatan mendunia engat 2007, ketika para peneliti menganalisis tengkorak fosil buaya bertanduk untuk mengungkapkan persenjang an fisiologisnya.

Buaya bertanduk terkandung pula diberi nama genus aktual yaitu Voay bahwa berarti "buaya" dalam bahasa Malagasi.

Itulah misteri buaya bertanduk yang berhasil dipecahkan ilmuwan selepas 150 tahun lamanya. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).