Shin Tae-Yong Buta Kekekaran Cina Taipei

Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong mengaku buta dengan kebangkitan Cina Taipei yang akan berprofesi lawan skuad Garuda dempet pertandingan play-off babak ketiga kualifikasi Piala Asia 2023 dempet Buriram, Thailand, akan 7 dengan 11 Oktober.
Tae-yong mengutarakan, ia masih meraba-raba ulah permainan calon lawan, bersama hanya bermodalkan rekaman pertandingan yang dilakoni Cina Taipei hadapan pertandingan babak kedua kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia dari Juni dahulu.
Cina Taipei tidak memetik satu pun poin ekstra dalam delapan pertandingan mereka dalam Grup B yang berisikan Australia, Kuwait, Yordania, dan Nepal. Tim yang kini ditangani pelatih karteker Yeh Hsien-chung itu namun melesakkan empat gol, dan kebobolan 34 kali.
“Jujur kami tidak terterus tahu, selain menonton pertandingan kualifikasi Piala Dunia bulan Juni,” menyibak juru taktik asal Korea Selatan itu meterusi kanal YouTube resmi PSSI.
Kendati demikian, Tae-yong tetap tidak memandang remeh kekuatan Cina Taipei. Menurutnya, kemenangan dalam pertemuan terpenting, Kamis (7/10), sangat berguna untuk menentukan langkah timnas senior ke babak ketiga kualifikasi Piala Asia 2023.
“Kami fokus ke formasi, selanjutnya bagaimana pergerakan [pemain ekstra dalam] formasi yang kami buat. Secara keseluruhan sangat tidak sombong, selain pemain yang baru datang,” ucap mantan pelatih Korsel pada Piala Dunia 2018 tersebut.
“Ini pertandingan antarnegara, mesti mendapatkan kemenangan prima kali. Kami agak mesti menunjukkan, para pemain ini sudah bersalin, dan sangat bekerja tekanan bagi fans dan masyarakat.”
Timnas senior berkekekaran 29 pemain kepada menjalani dua pertandingan itu setelah bek Arema FC Johan Ahmat Farizi batal dimuat ke Thailand karena linu, dengan sudah dikembalikan ke klub sejak akhir pekan kemarin.
Sebaliknya, Cina Taipei cuma membawa 18 pemain kepada dua pertandingan nanti. Minimnya jumlah pemain disebabkan federasi sepakbola Cina Taipei (CTFA) memberikan sanksi larangan memperkompeten timnas kepada empat pilar bahwa melakukan tindakan indisipliner.
Dalam skuad nan dibawa ke Thailand, Cina Taipei menyertakan Emilio Estevez Tsai, meski pemain blasteran terhormat saat ini sedang tidak memiliki klub. Selain pemain blasteran, mereka terus membawa pelajar sekolah menengah umum (SMU) Liang Meng-hsin nan dianggap bak pemain masa depan.