Petugas Pemakaman Diego Maradona Terima Ancaman Pembunuhan, Kok Bisa!?

Petugas pemakaman Diego Maradona menerima ancaman pembunuhan setelah mereka kedapatan berfoto dengan peti soak mendiang sang legenda Argentina.
Ada curahan gelebah setelah wafatnya sang pemenang Piala Dunia 1986, cukup usia 60 tahun, Rabu (25/11) kemarin.
Emosi memuncak terutama antara seantero Argentina, antara mana ia mendapatkan status legenda atas segala yang telah dicapainya bersama tim nasional.
Claudio Fernandez terlihat mengambil foto bersama putranya dalam samping peti soak Maradona, memakai mengangkat ibu jarinya. Pose itulah nan memicu kemarahan penuh warga Argentina.
"Putra saya, seperti anggota-anggota lainnya, mengangkat ibu jarinya maka mereka mengambil fotonya," kata Fernandez kepada Radio 10. "Saya kenal bahwa berlebihan orang yang tersinggung, mereka telah menyikapinya bersama buruk. Mereka mengatakan akan membunuh kami, menghancurkan kepala kami."
Sementara itu, pemilik rumah duka, Matias Picon, mengaku kejadian terkemuka metokcerkan mereka sedih.
"Keluarga sangat percaya dari kami, itulah mengapa kami sangat terpengaruh," kapertanyaan kepada TN. "Ayah saya berusia 75 tahun dan ia menangis, saya menangis, saudara lelaki saya doang, kami hancur."
Karier bermain Maradona melahirkannya pernah berkiprah bersama Argentinos Juniors, Boca Juniors, Barcelona, Napoli, lagi Sevilla.
Namun, semasa hadapan Napoli, ia mencapai puncak kariernya. Ia membawa Napoli meraih serangkaian gelar, terditerima dua Scudetto Serie A, satu Coppa Italia maka Piala UEFA.
Momen paling ikoniknya dalam lapangan, bagaimana pun, dilakukannya bersama Argentina dalam pertemuan perempat-final Piala Dunia lewat Inggris dalam 1986.
Pertama, ia mencetak gol 'Tangan Tuhan' adapun terkenal langsung jumlah menit berselang mengkreasi sontak satu gol teragam kedalam sejarah ketika melampaui banyak pemain Inggris sebelum melampaui kiper Peter Shilton bagi mencetak gol.
Argentina kemudian memenangkan turnamen 1986 di Meksiko, sebelum mencapai final lagi empat tahun berselang di Italia, kalah 1-0 atas Jerman Barat.
Usai pensiun sebagai pemain, ia menikmati karier sebagai pelatih. Ia memimpin Argentina di Piala Dunia 2010 dan agak kurang lebih klub bagaikan Al-Wasl, Fujairah dan Dorados de Sinaloa. Saat meninggal, ia terakhir berstatus sebagai pelatih Gimnasia de La Plata.